semestanewsid-24 Oktober 2025 Deputi Lembaga Akreditasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Dr. Adin Bondar, S.Sos., M.Si, menegaskan pentingnya membangun kolaborasi yang kuat antarperguruan tinggi, lembaga budaya, dan instansi pemerintah dalam menciptakan ekosistem literasi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan Dr. Adin dalam arahannya saat hadir secara virtual melalui Zoom Meeting pada kegiatan asesmen Lembaga Akreditasi Perpustakaan Nasional di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO), Jumat (24/10/2025).
Dalam kesempatan itu, Dr. Adin mengingatkan bahwa tantangan literasi di era digital tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan memahami, menyeleksi, dan memverifikasi informasi. “Kita perlu meningkatkan inklusivitas, memperkuat budaya kerja sama literasi, akreditasi, dan standarisasi. Selain itu, perlu ada perhatian terhadap dampak pengaruh digital terhadap polarisasi informasi yang sering kali memunculkan hoaks akibat rendahnya tingkat literasi masyarakat,” ujarnya. Ia menegaskan, literasi harus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern literacy for life sebagai pondasi bagi pembangunan bangsa yang cerdas dan berintegritas.
Lebih lanjut, Dr. Adin mendorong perguruan tinggi, termasuk UMGO, untuk tidak hanya fokus pada penilaian akreditasi, tetapi juga menjadikan perpustakaan sebagai pusat transformasi budaya literasi. Menurutnya, perpustakaan perguruan tinggi harus berperan sebagai ruang kolaborasi lintas disiplin ilmu, yang menghubungkan mahasiswa, dosen, dan masyarakat dalam proses pembelajaran sepanjang hayat. “Perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi pusat pengetahuan yang menumbuhkan karakter literat dan memperkuat peradaban,” tandasnya.

 
 
 
