Semestanewsid— Suasana haru dan penuh semangat mewarnai Aula Lantai 3 Rektorat Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) saat pelepasan mahasantri Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Angkatan I untuk menjalankan pengabdian di berbagai pelosok Gorontalo.
Mereka bukan sekadar pencari gelar. Mereka adalah mahasantri, kader ulama muda yang akan turun langsung ke tengah masyarakat membawa risalah Islam berkemajuan ala Muhammadiyah—dengan ilmu, adab, dan aksi nyata.
Direktur PUTM UMGO, Ustadz Dr. Ilyas Daud, M.S.I., dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tahapan penting sebelum mahasantri menjalani risalah (skripsi versi PUTM).
“Ada tiga syarat utama sebelum pengabdian: nilai kuliah harus tuntas, pengajuan judul risalah yang sesuai dengan tema ketarjihan Muhammadiyah, dan memiliki NBM. Kenapa ini penting? Karena kami ingin mahasantri PUTM tidak sekadar cerdas, tapi juga terikat secara ideologis dengan ruh gerakan Muhammadiyah,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa lokasi pengabdian tidak dipilih secara acak, melainkan menyasar masyarakat Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di daerah pelosok Gorontalo yang membutuhkan kehadiran kader muda yang mencerahkan.
“Kami berharap kehadiran mahasantri bisa menghidupkan kembali semangat PDM di sana, menyapa umat, berdakwah dengan kelembutan dan ilmu, serta menjadi contoh ulama muda yang membumi,”tandasnya.
Mewakili pimpinan universitas, Wakil Rektor II UMGO, Dr. Salahudin Pakaya, turut membuka acara dengan pesan mendalam:
“Kadang masyarakat alergi dengan kata Muhammadiyah karena stigma yang sempit tidak qunut, tidak ikut doa arwah, tarawih delapan rakaat. Maka tugas kalian sebagai mahasantri adalah menjelaskan bahwa Muhammadiyah bukan sekadar perbedaan teknis, tapi gerakan yang membawa Islam berkemajuan,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga adab, penampilan, dan keaktifan di tengah masyarakat.
“Jadilah ulama modern. Buat konten-konten dakwah bernilai tarjih di media sosial. Tunjukkan bahwa kalian adalah kader terbaik. Jangan ragu, jangan malu. UMGO ada di belakang kalian,” tambahnya.
Satu tahun ke depan, para mahasantri akan menjalani kehidupan baru hidup bersama masyarakat, menjadi pembelajar dan pengajar sekaligus. Mereka bukan hanya membawa ilmu dari kampus, tetapi membawa harapan untuk masa depan Islam yang tercerahkan dari pelosok Gorontalo.