semestanewsid-Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) menggelar kegiatan Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang dirangkaikan dengan Kuliah Umum bertema “Merancang Masa Depan, Membangun Peradaban Melalui Generasi Unggul”. Acara ini berlangsung di Indor UMGO pada Senin, 8 September 2025, dengan melibatkan civitas akademika dan mahasiswa dari berbagai program studi.
Dalam sosialisasi, Dr. Salahudin Pakaya, Wakil Rektor II UMGO sekaligus dosen Ilmu Hukum, memaparkan secara komprehensif mengenai regulasi perlindungan pekerja migran Indonesia. Ia menegaskan bahwa perlindungan pekerja migran harus meliputi tiga tahap utama: pra-penempatan, masa penempatan, dan purna-penempatan. Setiap tahap, menurutnya, wajib diiringi intervensi negara baik berupa edukasi, perlindungan hukum, hingga reintegrasi sosial-ekonomi.
Paparan tersebut juga menyoroti landasan konstitusional dan internasional yang menjadi pijakan kebijakan, mulai dari Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 hingga Konvensi ILO dan Konvensi PBB. “Pekerja migran memiliki hak atas informasi yang benar, perlindungan hukum, jaminan sosial, hingga kebebasan beragama. Karena itu, pemerintah pusat maupun daerah tidak boleh abai dalam memastikan perlindungan tersebut,” tegas Dr. Salahudin.
Ia juga menekankan bahwa penempatan pekerja migran hanya dapat dilakukan melalui perjanjian kerja yang sah dan sesuai standar hak asasi manusia. Segala bentuk praktik perdagangan orang, kerja paksa, atau perbudakan dilarang keras. Pemerintah daerah, menurutnya, harus aktif melalui pendataan, pelatihan, serta penyediaan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) yang memudahkan akses layanan bagi pekerja migran dan keluarganya.
Selain berbicara soal perlindungan pekerja migran, Dr. Salahudin juga mengaitkannya dengan pentingnya membangun generasi unggul. Ia mengajak mahasiswa UMGO untuk menyiapkan diri menjadi insan berdaya saing global, berintegritas, dan berkontribusi pada pembangunan peradaban. “Generasi unggul adalah mereka yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu menjaga martabat bangsa di manapun mereka berada,” ujarnya.
Acara ditutup dengan sesi dialog interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Diskusi berlangsung dinamis, memperlihatkan antusiasme mahasiswa dalam memahami isu ketenagakerjaan sekaligus peran generasi muda sebagai agen perubahan. Kehadiran Dr. Salahudin Pakaya dalam forum ini semakin mempertegas komitmen UMGO untuk melahirkan lulusan yang peduli, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global.