Notification

×

Iklan

Iklan

IMM Gorontalo Cetak Da’i Moderat Melalui PM3DA: Sinergi Dakwah Menjawab Tantangan Milenial

27/06/25 | 04:51 WIB Last Updated 2025-06-26T21:52:11Z


 

semesta news id- 26 Juni 2025  Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks dan masifnya arus digitalisasi, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Provinsi Gorontalo menggelar Pelatihan Mubaligh Muda Muhammadiyah Daerah (PM3DA). Kegiatan ini diyakini menjadi langkah strategis dalam mencetak para da’i muda yang moderat, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan spiritual generasi milenial.


Bertempat di Indoor David Bobihoe Akib Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO), pelatihan ini berlangsung khidmat dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari unsur legislatif, aparat keamanan, serta pimpinan organisasi kepemudaan. Hadir dalam kegiatan ini anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Ir. Anas Yusuf; dai Polda Gorontalo, Ustadz Akmal, M.Hi; perwakilan Densus 88; serta Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Provinsi Gorontalo, Zainudin, M.Ap. Tidak ketinggalan, seluruh kader IMM baik Immawan maupun Immawati turut memadati lokasi kegiatan dengan semangat dakwah yang membara.


Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Ketua Bidang Tabligh dan Dakwah Komunitas Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Gorontalo, Dr. Ilyas Daud,.M.Si. Dalam sambutannya, Ilyas mengajak seluruh peserta untuk menjadikan pelatihan ini sebagai titik tolak transformasi dakwah yang lebih membumi dan menyentuh langsung denyut nadi masyarakat.


“Ghirah membumikan dakwah di Provinsi Gorontalo lewat kegiatan ini kita langitkan. Kami atas nama PWM Gorontalo sangat mendukung penuh kegiatan ini. Diharapkan PM3DA tidak hanya berhenti pada gagasan retoris, tetapi mampu mewujudkan aksi nyata yang menjawab kebutuhan spiritual kaum muda,” tegasnya.



Ilyas mengingatkan bahwa dakwah tidak lagi bisa bersifat eksklusif dan hanya berkutat di ruang-ruang majelis. Menurutnya, tantangan hari ini adalah membawa dakwah ke ruang-ruang sosial yang sering kali diabaikan, bahkan yang dianggap tabu oleh sebagian kalangan.


 “Jangan seperti menara gading yang hanya menunggu masyarakat datang ke majelis. Dakwah kita harus turun ke masyarakat. Bila perlu, kita dakwah di tempat hiburan malam menyentuh hati mereka dan mengajak mereka kembali ke jalan yang benar,” cetusnya.


Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kader-kader muda Muhammadiyah memahami dinamika zaman, menguasai teknologi, serta memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan sebagai modal utama dalam berdakwah secara bijaksana dan penuh hikmah.


“Berdakwah itu seperti gudang. Gudang yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Melalui ilmu, kita bisa membumikan dakwah yang rasional, moderat, dan kontekstual,” tandasnya.


Sementara itu, Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman DPD IMM Provinsi Gorontalo, Ibrahim Kiu, S.Akun, mengungkapkan bahwa pelatihan ini lahir dari semangat menjalankan trilogi IMM: religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.


“Saya bukan mubaligh secara akademik, saya akuntan. Tapi karena saya dipercaya sebagai Kabid TKK DPD IMM Gorontalo, saya selenggarakan kegiatan ini karena trilogi IMM memandu seluruh gerak juang kami,” ujar Ibrahim dengan rendah hati.



Ia menambahkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar memperkuat kemampuan berceramah, tetapi juga membentuk pola pikir kritis, membangun spiritualitas yang inklusif, dan memperluas kepedulian sosial kader IMM di Gorontalo.


“Pelatihan ini bukan hanya tentang bisa bicara di atas mimbar. Ini tentang bagaimana kita berpikir sebagai intelektual Muslim, memiliki empati terhadap umat, dan merangkul siapa saja dengan dakwah yang menyejukkan,” jelasnya.


Pelatihan Mubaligh Muda Muhammadiyah ini menjadi simbol gerakan dakwah progresif yang dirancang oleh dan untuk generasi muda. Dengan pendekatan moderat, berbasis ilmu, dan responsif terhadap realitas sosial, IMM Gorontalo tengah menapaki jalan baru dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai dan solutif.


Kegiatan ini sekaligus menegaskan peran strategis IMM sebagai ruang kaderisasi intelektual dan spiritual yang tidak hanya memperkuat identitas keislaman, tetapi juga membentuk watak kepemimpinan muda yang siap mengabdi untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan.

×
Berita Terbaru Update